USK Gelar Rapat Koordinasi Satgas Bencana Senyar USK: Fokus pada Percepatan Bantuan, Pendataan Warga Kampus Terdampak, dan Penguatan Distribusi Medis-Logistik

Banda Aceh, 29 November 2025 — Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar Rapat Koordinasi Tim USK untuk Respon Badai Senyar Aceh, sebagai bentuk respons cepat terhadap kondisi darurat yang terjadi di sejumlah wilayah Aceh. Rapat yang dipimpin oleh Wakil Rektor III ini mempertemukan unsur pimpinan universitas, koordinator Satgas, ketua lembaga, fakultas, Rumah Amal USK, dan mitra eksternal untuk menyusun langkah penanganan terpadu dan terarah.


Dalam pembukaan rapat, Wakil Rektor III menegaskan bahwa penanganan bencana membutuhkan koordinasi lintas unsur di lingkungan USK agar bantuan yang dihimpun dapat sampai dengan cepat dan tepat sasaran. Semua dosen dan tenaga kependidikan dihimbau untuk segera menyumbangkan pakaian layak pakai yang dipusatkan di Masjid Jamik Darussalam sebagai salah satu prioritas mendesak di lokasi pengungsian.
Koordinator Satgas Satgas Bencana Senyar USK, Prof. Syamsidik, melaporkan perkembangan penanganan di lapangan.

Berdasarkan arahan Rektor USK, Satgas telah resmi dibentuk dan berkantor di Lantai 1 Gedung TDMRC USK. Penerimaan bantuan dipusatkan melalui rekening dan pos Rumah Amal USK yang juga berada di Masjid Jamik. Tim gabungan berjumlah 27 relawan medis dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Keperawatan, dan Rumah Amal USK telah berada di RS Meureudu, Pidie Jaya sejak 28 November, dan saat ini berkoordinasi erat dengan pemerintah daerah dan pihak rumah sakit. Satgas mengidentifikasi kebutuhan prioritas mencakup bahan makanan, peralatan dapur umum (gas dan kompor), serta tambahan tenaga kesehatan.


Sebagai dukungan fasilitas darurat, TDMRC USK mengirimkan satu unit tenda bencana yang akan didirikan di RS Meureudu, namun diperlukan kendaraan khusus untuk pengangkutannya dari Banda Aceh. Tim medis gelombang kedua akan diberangkatkan pada 30 November 2025. Sementara itu, call center Satgas telah disiapkan dan sekretariat Satgas akan mulai beroperasi penuh mulai 30 November. Eka Oktavianus ditetapkan sebagai Koordinator Sekretariat, sedangkan Dr. Alfi Rahman dan Dr. Rizanna Rosemary bertindak sebagai juru bicara Satgas. Website khusus penanganan Senyar juga telah dibuat dan akan segera diaktifkan.


Dalam sesi pemaparan perkembangan tingkat kementerian, Rektor menyampaikan bahwa USK telah melaporkan situasi terkini langsung kepada Menteri Saintekdikti dalam rapat virtual yang turut dihadiri para Dirjen dan sejumlah rektor di Aceh. Salah satu tindak lanjut dari rapat tersebut adalah potensi dukungan pendanaan melalui skema program pengabdian di wilayah bencana, yang akan dikoordinasikan oleh LPPM USK. Rektor juga menekankan perlunya pendataan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa USK yang terdampak langsung, serta pemetaan terhadap kampus-kampus lainnya yang berada di area bencana.


Rapat juga mencatat bahwa bantuan dan kemitraan terus mengalir ke USK. Bank Tabungan Negara (BTN) berkomitmen memberikan dukungan senilai sekitar Rp500 juta, yang akan didistribusikan dalam bentuk barang sesuai kebutuhan masyarakat terdampak. Institut Teknologi Bandung (ITB) menawarkan mesin penyaring air bersih untuk mengatasi krisis air minum di wilayah bencana. Satgas akan menindaklanjuti teknis penyaluran kedua bantuan tersebut.


Kebutuhan logistik, terutama air minum, pakaian, dan bahan makanan, masih menjadi masalah kritis di beberapa titik. Rumah Amal USK melaporkan bahwa donasi masyarakat telah mencapai Rp50–60 juta, dan penyaluran tahap pertama sudah dilakukan. Rektor menginstruksikan agar seluruh donasi disalurkan secara terpusat melalui Rumah Amal USK untuk menghindari tumpang tindih dan menjaga akuntabilitas.


Dekan Fakultas Kedokteran menyampaikan laporan dari lapangan mengenai lonjakan kebutuhan tenaga medis di Meureudu dan Bireuen. Fakultas Keperawatan menyatakan kesiapan 20 tenaga perawat untuk diterjunkan sebagai rotasi tim. Informasi tambahan menyebutkan bahwa sejumlah dokter internship terjebak di Bener Meriah dan telah dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan RI untuk evakuasi. Dekan FK juga menyoroti dampak ekonomi terhadap mahasiswa yang orang tuanya terdampak langsung bencana dan meminta solusi pembiayaan kuliah.


BEM USK dan UKM Leuser menyatakan kesiapan penuh untuk aksi kerelawanan, namun masih menunggu arahan resmi dari Satgas. UKM Leuser telah berada di lapangan dan dapat dioptimalkan untuk distribusi bantuan. Terkait komunikasi, UPT TIK USK memastikan perangkat Starlink siap digunakan, dengan catatan perlu dukungan pasokan listrik PLN di area terdampak.


Laporan kondisi terkini dari tim lapangan yang disampaikan oleh Prof. Akhyar menggambarkan tantangan besar aksesibilitas. Jalan menuju Bireuen melalui jembatan Krueng Mane putus total, sehingga distribusi logistik harus dilakukan dengan tali dan timba untuk menyeberangkan bantuan ke seberang sungai. Jalur alternatif hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki, dan tim telah mencapai KM 35 arah Bener Meriah, yang juga tidak dapat dilewati kendaraan. Krueng Peusangan dilaporkan sebagai wilayah terdampak terparah di Bireuen.


Rapat ditutup dengan penekanan bahwa koordinasi terpusat di bawah Satgas merupakan kunci efektivitas respon USK, termasuk dalam pendataan civitas akademika terdampak, rotasi tenaga medis, distribusi logistik, sinergi dengan pemerintah daerah, dan kolaborasi dengan mitra eksternal.

Similar Posts