Aceh di Titik Kritis: Data Terbaru HEOC Tunjukkan Skala Bencana Meluas Hingga Menyentuh Hampir Dua Juta Warga

Aceh, 11 Desember 2025 — Pemerintah Aceh melalui Health Emergency Operational Center (HEOC) merilis laporan terbarunya terkait kondisi kesehatan dan penanganan dampak banjir serta longsor yang melanda 18 kabupaten/kota. Bencana hidrometeorologi yang terjadi sejak akhir November ini telah berkembang menjadi salah satu krisis kemanusiaan terbesar di Aceh dalam beberapa tahun terakhir. Hingga Kamis, 11 Desember 2025, tercatat 1.926.810 jiwa terdampak, sementara 786.732 warga terpaksa mengungsi di 2.181 titik pengungsian yang tersebar luas di seluruh wilayah provinsi. Laporan ini dirilis pukul 15.00 WIB dan menjadi acuan utama dalam koordinasi penanganan lintas sektor di seluruh Aceh.
Bencana besar ini memicu lonjakan angka kesakitan di masyarakat. Dalam catatan HEOC, terdapat 3.845 warga luka ringan, 479 orang luka berat, dan 407 korban meninggal dunia, sementara 36 warga lain masih dinyatakan hilang. Ribuan warga harus melewati hari-hari dalam kondisi minim fasilitas, terutama di daerah yang aksesnya terputus akibat longsor dan jalan amblas. Kabupaten Aceh Timur, Aceh Tamiang, Aceh Utara, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tengah, dan Gayo Lues menjadi wilayah dengan dampak paling luas, disusul kawasan pesisir yang turut terendam akibat banjir kiriman dari wilayah hulu.
Di tengah situasi kritis ini, kerusakan pada sektor kesehatan menjadi perhatian serius. HEOC melaporkan bahwa 132 fasilitas kesehatan mengalami kerusakan, terdiri dari 11 rumah sakit yang mengalami kerusakan sedang serta 121 puskesmas yang terdampak, termasuk 28 unit yang rusak berat dan tidak dapat berfungsi sama sekali. Beberapa rumah sakit besar bahkan lumpuh total akibat terendam banjir, seperti RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang, RS Graha Bunda di Aceh Timur, serta RS Mulia Raya di wilayah yang sama. Sementara itu, puluhan puskesmas di Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan Bireuen masih tidak dapat beroperasi karena terendam, tertimbun longsor, atau mengalami kerusakan struktural yang parah. Kondisi ini membuat masyarakat kehilangan akses kesehatan dalam radius yang cukup luas, sehingga tekanan terhadap posko-posko kesehatan lapangan meningkat drastis.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Pemerintah Aceh melalui HEOC mengerahkan 43 tim medis yang terdiri dari 447 tenaga kesehatan. Tim ini berasal dari berbagai institusi, mulai dari Fakultas Kedokteran USK, Fakultas Kedokteran UGM, RSUD Zainoel Abidin, Poltekkes Kemenkes, MSF (Médecins Sans Frontières), Dompet Dhuafa, BSMI, BRIN, hingga berbagai organisasi kesehatan lainnya yang tergabung dalam respon darurat. Para tenaga kesehatan ini disebar ke sembilan kabupaten/kota terdampak, memberikan layanan kesehatan dasar, penanganan gawat darurat, surveilans penyakit potensial KLB, dan dukungan logistik medis. Lapangan memperlihatkan bahwa keluhan kesehatan pada pengungsi didominasi oleh penyakit kulit (26.485 kasus), ISPA (5.286 kasus), diare (821 kasus), serta gejala demam, ILI (influenza-like illness), dan beberapa laporan suspek campak. Tingginya kasus penyakit kulit dan ISPA tidak terlepas dari padatnya hunian di pengungsian serta kurangnya sarana sanitasi.
Distribusi logistik medis juga menjadi pekerjaan besar. Sejak awal masa tanggap darurat hingga 11 Desember, HEOC telah menyalurkan obat-obatan, vitamin, PMT balita, dan PMT ibu hamil ke 13 kabupaten/kota, termasuk Aceh Tamiang, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Tengah, Aceh Utara, Langsa, dan Gayo Lues. Selain itu, bantuan juga dikirimkan ke berbagai rumah sakit seperti RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, RS dr. Zubir Mahmud Aceh Timur, RSUD Pijay, RSUD Aceh Tamiang, serta fasilitas kesehatan swasta yang terdampak. Obat-obatan prioritas mencakup antibiotik, cairan infus, obat diare, obat ISPA, logistik sanitasi, hingga perlengkapan penunjang posko kesehatan. Pengiriman dilakukan melalui jalur darat, meski beberapa wilayah seperti Aceh Tengah dan Gayo Lues masih menghadapi hambatan akses akibat longsor yang memutus badan jalan.
Dalam laporan tersebut, HEOC juga menyoroti besarnya jumlah kelompok rentan yang terdampak. Tercatat 394.250 balita, 100.108 bayi,104.623 ibu hamil, 103.658 ibu menyusui, 459.428 lansia, serta 13.278 penyandang disabilitas berada dalam kondisi yang memerlukan perhatian khusus. Distribusi logistik yang diarahkan pada kelompok rentan ini menjadi prioritas, mengingat tingginya risiko kesehatan yang mungkin muncul akibat keterbatasan pangan, air bersih, dan sanitasi.
HEOC menegaskan bahwa kondisi Aceh masih berada dalam masa tanggap darurat. Pergerakan tim kesehatan dan distribusi bantuan terus dilakukan, meski terkendala cuaca ekstrem dan kerusakan akses jalan.
Koordinator HEOC Aceh, Ferdiyus, SKM., M.Kes., dalam laporan resminya menyampaikan bahwa penanganan bencana kali ini membutuhkan kolaborasi maksimal dari seluruh pihak.
“Situasi ini adalah salah satu krisis kemanusiaan terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Penanganan kami fokus pada layanan kesehatan darurat, memastikan pengungsi mendapatkan pelayanan medis yang memadai, serta memulihkan operasional fasilitas kesehatan yang terdampak. Dengan dukungan semua pihak, distribusi logistik medis dan pengerahan tim kesehatan terus kami percepat agar pelayanan tidak terputus“, ujarnya.
Meski upaya penanganan terus berjalan, HEOC mengingatkan bahwa situasi masih sangat dinamis dan berpotensi berubah dengan cepat. Data lapangan akan terus diperbarui seiring bertambahnya laporan dari kabupaten/kota. Pemerintah Aceh juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama di wilayah rawan longsor dan banjir susulan. Sementara itu, tim kesehatan, relawan, dan pemerintah daerah terus bekerja selama 24 jam agar kebutuhan medis, logistik, serta keselamatan masyarakat dapat terpenuhi secara berkelanjutan.

Seluruh rangkaian kegiatan ini berada di bawah koordinasi Satgas USK untuk Respons Senyar Aceh. Informasi resmi, laporan lokasi, dan pembaruan kegiatan tersedia melalui senyar-aceh.usk.ac.id dan Instagram @senyaracehusk. Dukungan publik dapat disalurkan melalui Rekening Donasi: BSI 7099400409 a.n. Rumah Amal USK. Posko Utama Satgas USK untuk Respons Senyar Aceh beroperasi di Gedung TDMRC USK. Call Center: 0851-2229-6004. (Nsw)
