|

Kacamata Pink untuk Mikha, Mengembalikan Pandangan ke Dunia

Potret Mikha dan kacamata pinknya

Bener Meriah, 14 Desember 2025 — Mikha, seorang siswi Pesantren Nurul Islam asal Desa Uning Mas, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, menjadi salah satu korban terdampak banjir bandang akibat Badai Senyar yang melanda wilayah tersebut. Bencana datang secara tiba-tiba, dipicu luapan sungai yang meningkat cepat disertai suara gemuruh deras air dari hulu.

Rumah Mikha yang berada di dekat sungai membuat keluarganya harus bertindak cepat. Menyadari bahaya yang semakin mendekat, kedua orang tua Mikha segera melakukan evakuasi darurat menggunakan sepeda motor tanpa sempat menyelamatkan harta benda. Dari kejauhan, mereka hanya dapat menyaksikan rumah mereka hanyut terseret arus banjir bandang.

Peristiwa ini berdampak besar bagi warga Desa Uning Mas. Tercatat sebanyak 59 kepala keluarga atau lebih dari 200 jiwa terpaksa mengungsi ke lokasi aman. Meski seluruh warga berhasil menyelamatkan diri, bencana tersebut menelan korban jiwa sebanyak lima orang, meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat setempat.

Di lokasi pengungsian yang berpusat di SD Negeri Datu Derakal, Desa Bintang Berangun, Mikha menghadapi tantangan tersendiri. Dalam proses evakuasi yang serba cepat, kacamata minus enam miliknya hilang tersapu banjir. Kondisi ini membuat Mikha mengalami kesulitan serius untuk melihat dan beraktivitas sehari-hari selama hampir dua minggu di pengungsian.

Kondisi Mikha pertama kali diketahui oleh Tim Satgas Universitas Syiah Kuala (USK) saat melakukan tugas lapangan dan pendampingan penyintas di lokasi pengungsian. Saat berinteraksi dengan warga, tim melihat Mikha kesulitan melihat dengan jelas, yang kemudian diketahui disebabkan hilangnya kacamata akibat banjir. Temuan ini segera dilaporkan dan menjadi perhatian khusus dalam upaya pendampingan.

Kisah Mikha kemudian mengetuk empati banyak pihak. Respons datang dari berbagai unsur, termasuk Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), pihak BSI, relawan, serta Satgas respons bencana. Namun, upaya untuk memberikan kacamata pengganti tidak mudah. Rencana awal membawa Mikha ke Bireuen harus dibatalkan akibat akses jalan yang rusak parah dan keterbatasan tenaga medis di lapangan.

Harapan akhirnya hadir melalui inisiatif dr. Cut Putri Shamira, Sp.M. Kacamata khusus untuk Mikha berhasil disiapkan di Banda Aceh dan dikirimkan melalui relawan Satgas USK yang menempuh perjalanan panjang dan penuh tantangan menuju lokasi pengungsian. Dua hari lalu, kacamata tersebut akhirnya tiba dan langsung dipakaikan kepada Mikha.

Ketua Satgas USK Prof Syamsidik memasangkan kacamata kepada Mikha

Kini, Mikha kembali dapat melihat dengan jelas. Di tengah kehilangan dan duka akibat bencana, senyum Mikha yang kembali merekah menjadi simbol harapan dan kepedulian, sekaligus pengingat bahwa kehadiran dan perhatian di lapangan dapat membawa perubahan besar bagi para penyintas. Kisah Mikha menjadi potret nyata solidaritas dan kemanusiaan yang terus tumbuh di tengah bencana Senyar Aceh.

Potret kebersamaan Mikha dan Tim Satgas USK

Seluruh rangkaian kegiatan ini berada di bawah koordinasi Satgas USK untuk Respons Senyar Aceh. Informasi resmi, laporan lokasi, dan pembaruan kegiatan tersedia melalui senyar-aceh.usk.ac.id dan Instagram @senyaracehusk. Dukungan publik dapat disalurkan melalui Rekening Donasi: BSI 7099400409 a.n. Rumah Amal USK. Posko Utama Satgas USK untuk Respons Senyar Aceh beroperasi di Gedung TDMRC USK. Call Center: 0851-2229-6004. (Jem)

Similar Posts