USK Perluas Respons Darurat Siklon Senyar pada Pekan Kedua, Fokus pada Wilayah Sulit Akses dan Pemulihan Awal

Banda Aceh, 12 Desember 2025 – Memasuki pekan kedua penanganan dampak Siklon Senyar (5–12 Desember 2025), Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Satgas USK Respons Senyar Aceh memperluas jangkauan operasi darurat ke sejumlah wilayah dengan tingkat kerusakan dan keterisolasian tinggi di Provinsi Aceh. Respons pekan kedua ditandai dengan eskalasi layanan kesehatan, perluasan posko dan akses distribusi, penyaluran logistik ke desa paling terdampak, serta dimulainya fase pemulihan awal melalui pendidikan darurat dan dukungan psikososial.
Pada awal pekan, Satgas USK memperkuat kapasitas relawan dan sistem pelaporan lapangan melalui pembekalan yang menitikberatkan pelaporan cepat dan etis berbasis data. Di saat yang sama, distribusi logistik mulai menjangkau desa-desa dengan kerentanan tertinggi dan akses ekstrem, seperti Desa Durian dan Desa Sriwijaya di Aceh Tamiang, yang sebelumnya belum menerima bantuan sejak bencana. Mulai 6 Desember, operasi diperluas dengan pengaktifan Posko Bireuen, persiapan posko tambahan di Aceh Tengah, serta dimulainya layanan medis di wilayah Bener Meriah–Takengon. Kolaborasi layanan kesehatan juga diperkuat melalui operasi perdana di RSUD Langsa pada 7 Desember di tengah keterbatasan fasilitas.
Secara spasial, jangkauan respons Satgas USK meluas ke berbagai kabupaten terdampak, termasuk Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Utara, dan Aceh Tamiang. Upaya penembusan akses ke wilayah terisolasi, khususnya Gayo Lues, dilakukan secara bertahap melalui jejaring relawan dan diperkuat oleh relawan mahasiswa. Dukungan logistik skala besar juga terus ditingkatkan, antara lain melalui distribusi beras tambahan untuk Pidie Jaya (1 ton) dan Bireuen (1,3 ton), serta masuknya bantuan dari Setditjen Kemendiktisaintek dan jejaring kampus serta organisasi profesi.
Memasuki paruh akhir pekan, fokus respons mulai bergeser dari tanggap darurat murni menuju pemulihan awal. Hal ini tercermin dari dimulainya layanan pendidikan darurat di pengungsian Blang Panjoe, Bireuen, serta pelaksanaan dukungan psikososial bagi anak dan remaja di lokasi pengungsian. Selain itu, Satgas USK juga melakukan asesmen dan dukungan pemulihan layanan kesehatan primer, termasuk Puskesmas Blang Rakal yang sempat tidak beroperasi selama dua minggu.
Selain layanan langsung, USK juga mengerahkan tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk melakukan kaji cepat kerusakan infrastruktur di Pidie Jaya serta survei dampak banjir pada satuan pendidikan di Peusangan, Bireuen. Hasil kaji cepat ini menjadi dasar awal penyusunan rekomendasi teknis bagi pemerintah daerah dalam menentukan prioritas intervensi pada fase pemulihan.
Hingga 12 Desember 2025, dukungan publik terhadap respons USK terus meningkat. Donasi yang dihimpun melalui Rumah Amal USK telah melampaui Rp 1,5 miliar, dengan dukungan dari berbagai mitra, termasuk perguruan tinggi, organisasi profesi, dan lembaga pemerintah.
Satgas USK menegaskan bahwa respons akan terus dilanjutkan dengan prioritas pada stabilisasi layanan kesehatan primer, penguatan distribusi ke wilayah terisolasi, perluasan layanan psikososial dan pendidikan darurat, serta pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi bagi kelompok rentan.
Selengkapnya dapat diunduh di sini: (Bahasa Indonesia) | (English)
