Banjir Aceh Belum Surut: Peta Sentinel-2 Tanggal 27–29 November Perlihatkan Genangan Meluas Hingga Idi Rayeuk, Aceh Tengah, dan Bener Meriah

Citra satelit Sentinel-2 tanggal 27–29 November 2025 (true color) memperlihatkan jelas dalam peta bahwa banjir di Aceh belum surut secara signifikan. Pola warna coklat pekat hingga putih mengkilat pada True Color, serta blok hijau pada NDWI, menunjukkan genangan yang luas di Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen, Aceh Timur (termasuk Idi Rayeuk), serta sebagian kawasan Aceh Tengah dan Bener Meriah. Kedua lapisan citra tersebut menunjukkan bahwa air banjir masih menggenangi dataran rendah, sawah, rawa, hingga alur sungai besar.

Peta Sentinel tanggal 27 dan 28 November menampilkan genangan yang luas di Aceh Utara—terutama Lhoksukon, Matangkuli, Pirak Timu, dan Tanah Luas. Area persawahan tampak seperti kumpulan danau sementara. Pada 29 November, pola genangan tidak mengalami perubahan berarti, dengan area putih mengkilat menunjukkan air yang tenang, dalam, dan masih sarat sedimen. Di Bireuen dan Lhokseumawe, genangan juga terlihat konsisten selama tiga hari.

Citra NDWI

Lapisan NDWI selama 27–29 November memperkuat gambaran genangan tersebut. Zona hijau pekat yang menandakan air tetap muncul stabil di sepanjang Krueng Keureuto, Krueng Pase, serta jalur irigasi yang membentang ke arah dataran rendah Bireuen dan Lhokseumawe. Beberapa desa terlihat terisolasi dalam peta, dikelilingi oleh blok-blok hijau NDWI yang menunjukkan air masih bertahan.

Pada wilayah Aceh Timur, khususnya Idi Rayeuk, peta True Color memperlihatkan limpasan berlumpur dengan warna coklat susu hingga putih terang. NDWI menunjukkan genangan memanjang dari alur sungai menuju pesisir. Sementara itu, peta tanggal 28–29 November juga memperlihatkan genangan di sebagian Aceh Tengah dan Bener Meriah, terutama di sekitar dataran sawah, bantaran sungai kecil, serta area cekungan yang menerima limpasan dari wilayah perbukitan. Warna hijau NDWI menunjukkan air masih tertahan di lembah dan lahan pertanian dataran tinggi yang memiliki drainase lambat.

Dari keseluruhan rangkaian citra 27–29 November, terlihat bahwa banjir di Aceh diperkirakan surut dengan lambat. Pola genangan yang konsisten dalam peta—termasuk Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen, Idi Rayeuk, serta sebagian Aceh Tengah dan Bener Meriah—mengindikasikan bahwa air tertahan pada area cekungan, dataran datar, serta titik-titik dengan aliran keluar terbatas. Meski curah hujan menurun, citra satelit menunjukkan bahwa sebagian wilayah Aceh masih terdampak banjir hingga akhir November.

Citra of True Color by TDMRC -USK, using Sentinel-2 data from the Copernicus. Written by Saumi Syahreza.

Similar Posts